Rabu, 16 Oktober 2024, WIB
Breaking News

Jumat, 10 Jul 2020, 18:41:30 WIB, 3792 View Admin, Kategori : Covid-19

CilkulNews - Sampai baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganggap kontak dengan permukaan yang terinfeksi virus sebagai satu-satunya cara penularan yang didukung oleh bukti ilmiah.

Ini terjadi ketika Covid-19 ditularkan melalui cipratan atau droplet dari batuk atau bersin.

Itulah alasan mengapa pejabat WHO menganggap cuci tangan adalah langkah pencegahan penting melawan Covid-19.

Namun kini mereka mengakui kemungkinan 'airborne transmission' atau penularan lewat udara.

Ini artinya virus corona bisa menyebar melalui partikel kecil yang diproduksi ketika berbicara atau bernapas.

Jika bukti permulaan ini terkonfirmasi, kemungkinan akan berdampak pada panduan protokol kesehatan di dalam ruangan.

Apa itu penularan lewat udara?

Penularan lewat udara terjadi ketika kita menghirup virus atau bakteri yang dibawa oleh partikel yang melayang di udara selama berjam-jam.

Droplet yang jauh lebih kecil ini bisa menyebar di area yang lebih luas.

TBC, flu, dan pneumonia adalah contoh penyakit yang ditularkan melalui udara.

WHO mengakui ada bukti yang menunjukkan bahwa ini virus corona bisa menular di ruang tertutup dan ramai.

Berapa lama partikel itu bertahan di udara?

Penelitian menunjukkan virus corona yang disemprot secara artifisial dapat tetap hidup di udara setidaknya selama tiga jam.

Tetapi para ilmuwan menekankan bahwa percobaan itu dilakukan di laboratorium, yang berbeda dengan kondisi kehidupan nyata di mana hasilnya dapat bervariasi.

Kasus-kasus virus corona, yang disebut 'superspreading', telah memperkuat kecurigaan bahwa kontaminasi melalui udara adalah suatu kemungkinan.

Di kota Mount Vernon di Washington, AS, satu orang dicurigai telah menginfeksi setidaknya 45 orang lainnya, yang telah bernyanyi bersamanya dalam paduan suara yang sama.

Beberapa dari mereka yang terinfeksi mengakui mereka tak melanggar panduan jaga jarak sosial.

Insiden serupa dilaporkan terjadi di Guangju, China, pada Januari silam, ketika seseorang yang terinfeksi virus itu diyakini menularkannya kepada sembilan orang lain ketika makan di restoran yang sama.

Para ilmuwan mengatakan salah satu orang yang terinfeksi duduk sekitar enam meter dari orang yang membawa virus itu.

Apa yang harus kita lakukan sekarang?

Cara bagaimana suatu penyakit menular menentukan langkah-langkah yang diambil untuk menghentikan penyebarannya.

Pedoman WHO saat ini untuk Covid-19 merekomendasikan untuk mencuci tangan dengan air hangat dan sabun selama 20 detik, serta mengikuti aturan jarak sosial.

Namun, sejumlah ilmuwan kini mengatakan, meski langkah-langkah ini penting, namun itu tak akan cukup mencegah penyebaran melalui udara.

Sejauh ini, WHO belum mengubah apa pun di panduannya, namun mereka kini sedang mengevaluasi bukti baru yang mengindikasikan virus menyebar lewat udara.

Jika terkonfirmasi, panduan resmi dapat diperluas guna mencakup penggunaan masker yang lebih luas, dan jaga jarak yang lebih ketat, terutama di bar, restoran, dan transportasi umum.

Regulasi yang lebih ketat terkait ruangan ber-AC juga mungkin akan berubah.

Apa saja langkah-langkah pencegahan yang disarankan pakar Indonesia?

Dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pada hari Jumat (10/07), para pakar kesehatan Indonesia menyarankan untuk menjaga adanya ventilasi alami yang cukup dalam suatu ruangan demi menekan penularan.

I Gusti Ngurah Kade Mahardika, Guru Besar Fakultas Kesehatan Hewan di Universitas Udayana dan anggota Tim Pakar Media Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19, mengatakan untuk menghindari bergantung pada penggunaan AC.

"Semakin kita berkeringat di suatu ruangan atau di suatu pusat perbelanjaan, kita semakin aman. Begitu kita merasa nyaman, bahkan harus pakai jaket, maka virus juga senang, dan resiko kita semakin tinggi," kata Mahardika dalam diskusi yang disiarkan secara langsung di internet, Jumat (10/07).

"Pakai kendaraan umum, atau nanti taksi, pakai masker, kemudian buka saja jendela, menggunakan ventilasi alami. Jauh lebih aman, enak dan jauh lebih segar," tambahnya.

Budiman Bela, staf pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia dan anggota gugus tugas, yang hadir dalam acara diskusi itu, menjelaskan bahwa pergantian udara itu dapat membantu mengurangi dosis virus di dalam suatu ruangan, sehingga mengurangi resiko terpapar.

Ia menambahkan pentingnya menggunakan masker setiap saat untuk dapat mencegah penyebaran virus di tempat-tempat yang tidak memungkinkan adanya sirkulasi udara, seperti misalnya dalam lift.

"Jadi setiap orang harus tahu, bahwa dia berpotensi mengeluarkan virus dan mencelakakan orang lain. Jadi sayangilah orang lain dengan menggunakan masker. Jangan hanya karena merasa menggunakan masker itu karena hanya takut tertular dan merasa kebal," kata Budiman.

Apa yang membuat WHO mengevaluasi panduannya?

Baru-baru ini, 239 ilmuwan dari 32 negara mempublikasikan sebuah surat terbuka kepada WHO.

Mereka mendesak badan kesehatan dunia itu untuk memperbarui panduan virus corona terkait penyebaran lewat udara.

"Kami ingin mereka mengakui bukti-bukti," kata Jose Jimenez, seorang pakar kimia di University of Colorado, salah satu ilmuwan yang menandatangani surat terbuka itu.

"Ini tentunya bukan serangan untuk WHO. Ini adalah perdebatan sains, namun kami merasa kami harus mempublikasikannya karena mereka menolak mendengar bukti-bukti setelah banyak perbincangan dengan mereka."

Menanggapi surat itu, Benedetta Allegranzi, pemimpin teknis WHO untuk pencegahan dan pengendalian infeksi, mengatakan bahwa bukti yang muncul dari penularan melalui udara dari virus corona di "ruang padat, tertutup, dan berventilasi buruk yang telah dijelaskan, tidak dapat dikesampingkan".

Namun, WHO juga menyatakan bahwa mereka masih ingin melihat bukti lebih lanjut tentang bentuk penularan ini sebelum membuat keputusan baru.

Penasihat WHO lainnya, Dr. David Heymann, mengatakan badan tersebut mengharapkan hasil nyata dari penelitian yang lebih luas sebelum membangun strategi baru untuk mengatasi virus.

Sumber : BBC



Kemenag Karawang gelar pelatihan Jurnalistik bagi Para Humas.
Jumat, 02 Agu 2024, 17:59:58 WIB, Dibaca : 292 Kali
Fatwa Saudi, shalat Jumat tidak wajib untuk shalat Idul Fitri
Selasa, 18 Apr 2023, 11:30:17 WIB, Dibaca : 5115 Kali
Bos Apple kirim pesan bias ke WNI di iPhone
Selasa, 18 Apr 2023, 10:52:50 WIB, Dibaca : 675 Kali

Ada 2 Komentar
  • Elliott, 11 Jul 2020, 05:54:52 WIB
    I am the lead software developer f?r Search Engine Scraper ?nd Email Extractor ?y
    Creative Bear Tech. We ?ave m?de s?me ?mportant improvements to
    th? search engine scraper and a?ded a ?ot ?ff copl new features.
    ? am loo?ing fo? ?nyone at cilamayakulon.c?m wh?
    may b? interest?d in testing our software ?nd do?ng some video tutorials ?nd reviews.
    ?hanks
  • Dalton, 16 Feb 2021, 23:48:39 WIB
    Wow, amazing weblog structure! How lengthy have you been runnjng a blog for?
    you make running a blog look easy. The whole look of
    your web site iis excellent, as neatly as the content!
Tuliskan Komentar